SOCRATES DAN PLATO FILSUF YUNANI KUNO.
“KEADILAN”
Di suatu hari, Socrates dan Plato menghadiri sebuah sidang di pengadilan kota. Seorang pemuda miskin dituduh mencuri sepotong roti. Hakim sedang mendengarkan argumen dari kedua belah pihak. Pemuda itu mengaku mencuri, tetapi dia melakukannya karena keluarganya kelaparan.
Setelah mendengar argumen tersebut, Plato bertanya kepada Socrates, “Guru, apakah adil bagi pemuda itu untuk dihukum karena mencuri demi kelangsungan hidup keluarganya?”
Socrates memandang Plato dengan tatapan yang dalam dan bijak. “Plato, keadilan bukanlah hal yg hitam-putih. Mari kita lihat kasus ini dari sudut yg berbeda.”
Socrates mengajak Plato utk mendekati pemuda tersebut setelah sidang usai. Mereka bertanya kepada pemuda itu ttg hidupnya. Pemuda itu menjelaskan bahwa dia telah berusaha mencari pekerjaan, tetapi tdk berhasil, dan keluarganya sangat kelaparan.
Setelah mendengar cerita pemuda itu, Socrates berkata kepada Plato, “Lihatlah, keadilan tidak hanya tentang menerapkan hukum secara ketat, tetapi juga tentang memahami konteks dan situasi individu. Keadilan sejati harus mempertimbangkan keadaan yg melatarbelakangi tindakan seseorang.”
Socrates melanjutkan, “Bayangkan jika kita hanya menghukum pemuda ini tanpa melihat alasan di balik tindakannya. Apakah itu akan memperbaiki keadaan keluarganya? Atau justru membuat mereka semakin menderita?”
Plato merenung sejenak dan berkata, “Jadi, keadilan harus melibatkan empati dan pemahaman terhadap situasi seseorang. Hukum harus ditegakkan, tetapi dengan memperhatikan kemanusiaan.”
Socrates tersenyum dan mengangguk. “Tepat sekali. Seorang hakim yg bijak harus menyeimbangkan antara penegakan hukum dan belas kasihan. Keadilan yg sejati adalah ketika kita memperlakukan orang dengan cara yg mempertimbangkan situasi dan kebutuhan mereka.”ujar Socrates.
Mereka kemudian mendekati hakim dan menceritakan apa yg mereka pelajari dari pemuda itu. Setelah mendengarkan dgn seksama, Hakim memutuskan untuk memberikan pemuda itu kesempatan untk bekerja di sebuah pabrik roti di kota, sehingga dia bisa mendapatkan uang utk keluarganya tanpa harus mencuri lagi.
Plato melihat keputusan itu dengan penuh rasa kagum. “Guru, saya mengerti sekarang. Keadilan sejati melibatkan pemberian kesempatan dan jalan keluar, bukan hanya hukuman.”
Socrates mengangguk. “Benar, Plato. Keadilan sejati adalah ketika kita membantu seseorang utk bangkit dan memperbaiki diri, bkn hanya menghukumnya.”
Filosofi dari Cerita ini menekankan bahwa keadilan sejati melibatkan lebih dari sekadar penegakan hukum yg laku. Keadilan harus mempertimbangkan konteks, empati, dan kemanusiaan. Socrates mengajarkan Plato bahwa memahami alasan di balik tindakan seseorang dan memberikan kesempatan untuk perbaikan adalah bagian penting dari keadilan. Hakim yang bijak tidak hanya menghukum, tetapi juga membantu individu menemukan jalan keluar dari situasi sulit mereka, menunjukkan bahwa keadilan sejati mencakup belas kasihan dan pemahaman.
ikuti untuk menjelajahi gagasan2 dari Socrates dan Plato filsuf Yunani kuno